MEMUNJUNG
Memunjung merupakan bagian dari konsep ‘Pitra Puja’ atau penghormatan terhadap orang yang telah meninggal dunia.
Memunjung itu pun tergantung konsep yang kita laksanakan.
Jika konsepnya ‘mekingsan ring pertiwi’ atau dikubur, kita wajib memunjung.
Biasanya hal ini dilakukan dalam hari-hari tertentu atau ketika menggelar upacara besar.
Dalam masa mekingsan ring pertiwi atau sebelum dilaksanakan ritual pengabenan, atmawedana hingga ngerorasin terhadap yang meninggal ini, maka diyakini rohnya itu masih berada di bawah kendali Sang Hyang Prajapati.
Itu artinya, roh orang tersebut masih berada di sekitar tempat jasadnya dikubur, sembari menantikan keluarga atau pretisentana menyelesaikan urusannya di dunia ini atau diupacarai.
“Roh yang belum dilakukan upacara penyucian yang disebut dengan samskara atau sinangaskara, masih terikat dengan jasadnya. Walaupun jasadnya sudah hancur,”
Dalam lontar dikatakan, ‘Kewale wonge mati bener, geseng juga pramangkin yadiastun tanpa bia,” artinya, apabila orang mati wajar, jangan dikubur, segeralah diaben.
Tapi orang yang meninggal tak wajar juga sekarang bisa langsung diaben atau dikremasi, tapi dengan bebantenan khusus.
Apa yang mendasari orang meninggal harus segera diupacarai? Hal ini tak terlepas dari teori energi.
Dalam teori energi, jasad dikatakan sebagai benda. Dan, setiap benda pasti menghasilkan energi.
Dalam hal ini, energi yang dihasilkan oleh sebuah jasad yang belum diupacarai adalah energi saptapetala (lapisan bawah).
Karena belum dilakukan penyucian terhadap jasad tersebut, maka energi yang dihasilkan jasad itu bisa berbentuk negatif.
Jika dalam masa ini, pretisentana atau keluarganya tidak memperlakukan orang yang telah meninggal ini secara baik, seperti tertuang dalam konsep ‘pitra puja’, atau jasadnya tidak kunjung diupacarai, maka energi tersebut akan mengganggu atau menghantui dalam wujud bhuta cuwil.
Karena itu, kalau bisa, setiap orang yang meninggal harus langsung diupacarai. Namun jika mekingsan ring pertiwi, maka pretisentana atau keluarganya harus memunjung.
Lalau bagaimana jika anaknya ada di luar kota, sehingga tidak bisa memunjung?
Maka, solusi satu-satunya adalah langsung mengupacarai jasad tersebut. Baik dalam bentuk ngaben atau dikremasi di krematorium.
Namun perlu diketahui, meskipun sudah diaben, tetapi rohnya belum melinggih di rong telu, sehingga keluarga tetap memunjung.
Akan tetapi, memunjung tidak lagi di kuburan, melainkan di bale dangin atau bale semanggen maupun bale delod sesuai desa kala patra. Sebab, siapa tahu roh leluhurnya pulang.
Karena bagaimanapun, meskipun sudah meninggal, memori roh tetap terikat pada badan kasarnya
Komentar
Posting Komentar