Langsung ke konten utama

Apa sih makna Kwangen ?

                           KWANGEN

Dalam lontar Siwagama disebutkan bentuk kwangen sebagai simbol "om kara" dalam bentuk upakara, Kwangen memiliki bentuk yang kecil, yaitu bagian bawah lancip dan bagian atas mekar seperti bunga yang sedang kembang. 

Kewangen terdiri dari beberapa unsur, yaitu :

Kojong,
biasanya dibuat dari daun pisang yang dibuat sedemikian rupa sehingga berbentuk kojong. 
kojong ini apabila kita tekan sampai lempeh maka akan berbentuk segitiga, maka kojong tersebutkan menyimbolkan angka tiga huruf bali (Ongkara Bali).

Pekir, dibuat sedemikian rupa menyerupai hiasan kepala dari tarian janger. 
Pekir ini dibuat dengan janur dengan bentuk yang bermacam-macam tergantung dari seninya yang membuat. 
ini merupakan simbol Ulu Ardha Candra dan Nada.

Uang Kepeng (pipis bolong), merupakan simbol Windu. perlu ditekankan disini, apabila menggunakan uang kertas yang di plintir maka akan mengurangi arti dan makna yang ada.

porosan, ditempatkan di dalam kojong tapi agak keatas. porosan terdiri dari tiga unsur, yaitu daun sirih yang merupakan simbol dari dewa Wisnu  (UNGKARA), 

kemudian buah pinang yang merupakan simbol dari dewa Brahma (ANGKARA), dan unsur yang ketiga adalah kapur sirih yang merupakan simbol dari dewa Iswara / Siwa (MANGKARA).

 jadi ketiga huruf itu A+U+M = AUM menjadi ONG adalah huruf sebagai simbol dari Tuhan.
 
Bunga, bunga yang digunakan adalah bunga yang berbau harum dan tidak layu. 
Bunga merupakan simbol dari rasa cinta kasih dan rasa bhakti.

Biasanya kwangen digunakan saat sembahyang bersama yang dipuput olih Pemangku, atau Ida Pedanda

Cara penggunaan Kwangen yaitu di jepit (dipegang) pada cakupan kedua telapak tangan tepat sejajar dengan ubun-ubun dan menghadap pada diri kita.

Semoga kita senantiasa berada dalam lindungan-Nya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa perbedaan Pandita dan Pinandita ?

PERBEDAAN PANDITA DAN PINANDITA Pandita dan Pinandita secara umum dikenal dengan nama orang suci, Yaitu seseorang yang memiliki kewajiban untuk melaksanakan upacara baik dalam skala besar maupun skala kecil.. Orang suci juga dapat diartikan sebagai orang yang mampu menerima getaran-getaran gaib, memiliki mata batin dan dapat memancarkan kewibawaan rohani, serta dapat mewujudkan ketenangan dan penuh welas asih yang di sertai kemurnian lahir dan batin dalam mengamalkan ajaran agama. Apa yang membedakan Pandita dan Pinandita??? Pengertian Pandita Pandita adalah golongan orang suci yang telah dwijati yaitu orang suci yang melakukan penyucian diri tahap lanjut atau madiksa.  Orang yang telah melaksanakan proses madiksa disebut orang yang lahir dua kali.  Kelahiran yang pertama dari kandungan ibu, sedangkan kelahiran kedua dari kaki seorang guru rohani (Dang Acarya) atau Nabe dan  Setelah melakukan proses madiksa, orang suci tersebut diberi gelar Sulinggih atau Pandita.. Pandita

Apa makna sampian peras ?

                        SAMPIAN PERAS  Sampian peras; terbuat dari empat potong janur dibentuk menyerupai parabola di atasnya, merupakan lambang dari kesiapan diri kita dalam menerima intuisi, inisiasi, waranugraha dari Hyang Widhi yang nantinya akan kita pakai untuk melaksanakan Dharma. Sampian peras termasuk sampian metangga memiliki sisiknya 8 dibawah dan diatas memakai reringgitan, Sedangkan yg dibawahnya memakai seriuk, diantara bidang bawah dan bidang atas memiliki tangga terdiri dari 4 buah lidi,dengan isernya purwa daksina arah jarum jam, dengan demikian sampian peras memiliki makna sebagai berikut, memiliki sisiknya 8 sebagai simbol 8 kemaha kemuliaan hyang widhi astaaiswarya, memiliki iseh kekanan mengandung simbol tujuan menuju alam suniaamerta, memiliki 4 tangkai lidi sebagai tangganya adalah merupakan simbol kekuatan ajaran catur yoga,dalam arti untuk mencari alam suniaamerta, sesungguhnya dengan cara menyatukan pelaksanaan arti ajaran catur yoga yaitu -ajaran

Apa itu banten ajuman (Sodaan) ?

AJUMAN (SODAAN) Ajuman disebut juga soda (sodaan) dipergunakan tersendiri sebagai persembahan ataupun melengkapi daksina suci dan lain-lain. Bila ditujukan kehadapan para leluhur, salah satu peneknya diisi kunir ataupun dibuat dari nasi kuning, disebut “perangkat atau perayun” yaitu jajan serta buah-buahannya di alasi tersendiri, demikian pula lauk pauknya masing-masing dialasi ceper /ituk-ituk, diatur mengelilingi sebuah penek yang agak besar. Di atasnya diisi sebuah canang pesucian, canang burat wangi atau yang lain. Fungsi : Sarana yang dipakai untuk memuliakan Hyang Widhi (ngajum, menghormat, sujud kepada Hyang Widhi). Dalam mempersembahkan banten Soda/Ajuman ini bisa berdiri sendiri, atau dipersembahkan bersama kedalam suatu banten tertentu, misalnya untuk melengkapi banten pejati, menjadi bagian dalam banten ayaban tumpeng lima, tumpeng pitu, dan sorohan banten lainnya. Mantra: Saat menghaturkan banten Soda/Ajuman dapat menggunakan mantra  "Om Atma tatwatma suddh