KWANGEN
Dalam lontar Siwagama disebutkan bentuk kwangen sebagai simbol "om kara" dalam bentuk upakara, Kwangen memiliki bentuk yang kecil, yaitu bagian bawah lancip dan bagian atas mekar seperti bunga yang sedang kembang.
Kewangen terdiri dari beberapa unsur, yaitu :
Kojong,
biasanya dibuat dari daun pisang yang dibuat sedemikian rupa sehingga berbentuk kojong.
kojong ini apabila kita tekan sampai lempeh maka akan berbentuk segitiga, maka kojong tersebutkan menyimbolkan angka tiga huruf bali (Ongkara Bali).
Pekir, dibuat sedemikian rupa menyerupai hiasan kepala dari tarian janger.
Pekir ini dibuat dengan janur dengan bentuk yang bermacam-macam tergantung dari seninya yang membuat.
ini merupakan simbol Ulu Ardha Candra dan Nada.
Uang Kepeng (pipis bolong), merupakan simbol Windu. perlu ditekankan disini, apabila menggunakan uang kertas yang di plintir maka akan mengurangi arti dan makna yang ada.
porosan, ditempatkan di dalam kojong tapi agak keatas. porosan terdiri dari tiga unsur, yaitu daun sirih yang merupakan simbol dari dewa Wisnu (UNGKARA),
kemudian buah pinang yang merupakan simbol dari dewa Brahma (ANGKARA), dan unsur yang ketiga adalah kapur sirih yang merupakan simbol dari dewa Iswara / Siwa (MANGKARA).
jadi ketiga huruf itu A+U+M = AUM menjadi ONG adalah huruf sebagai simbol dari Tuhan.
Bunga, bunga yang digunakan adalah bunga yang berbau harum dan tidak layu.
Bunga merupakan simbol dari rasa cinta kasih dan rasa bhakti.
Biasanya kwangen digunakan saat sembahyang bersama yang dipuput olih Pemangku, atau Ida Pedanda
Cara penggunaan Kwangen yaitu di jepit (dipegang) pada cakupan kedua telapak tangan tepat sejajar dengan ubun-ubun dan menghadap pada diri kita.
Semoga kita senantiasa berada dalam lindungan-Nya
Komentar
Posting Komentar