BANTEN SAIBAN
Yadnya sesa atau mebanten
saiban merupakan penerapan
dari ajaran kesusilaan Hindu,
yang menuntut umat untuk selalu
bersikap anersangsya yaitu
tidak mementingkan diri sendii
dan ambeg para mertha yaitu
mendahulukan kepentingan di
luar diri. Pelaksanaan yadnya
sesa merupakan bahwa manusia
setelah selesai memasak wajib
memberikan persembahan
berupa makanan, karena
makanan merupakan sumber
kehidupan di dunia ini.
Biasanya banten saiban dihaturkan menggunakan daun pisang yang diisi nasi, garam dan lauk pauk yang disajikan sesuai dengan apa yang dimasak hari itu, tidak ada keharusan untuk menghaturkan lauk tertentu.
Tujuannya mesaiban yaitu
sebagai wujud syukur atas apa
yang di berikan Hyang Widhi
kepada kita. Sebagaimana
diketahui bahwa yadnya sebagal
sarana untuk menghubungkan
diri dengan Sang Hyang Widhi
Wasa untuk memperoleh
kesucian jiwa, tidak saja kita
menghubungkan diri dengan
Tuhan, juga dengan manifestasi-
Nya dan makhluk ciptaan-Nya
termasuk alam beserta dengan
isinya.
Ada 5 (lima) tempat penting
yang dihaturkan Yadnya Sesa
(Mesaiban), sebagai simbol dari
Panca Maha Bhuta
1. Pertiwi(tanah), biasanya
ditempatkan pada pintu keluar
rumah atau pintu halaman.
2. Apah (Air), ditempatkan pada
sumur atau tempat air.
3. Teja (Api), ditempatkan
di dapur, pada tempat
memasak(tungku) atau kompor.
4. Bayu, ditempatkan pada beras,
bisa juga ditempat nasi.
5. Akasa, ditempatkan
pada tempat sembahyang
(pelangkiran, pelinggih dil).
Doa-doa dalam Yadnya Sesa (Doa Mesaiban)
Yadnya Sesa yang ditujukan kepada Hyang Widhi melalui Istadewata (ditempat air,dapur,beras/tempat nasi dan pelinggih/pelangkiran doanya adalah:
OM ATMA TAT TWATMA SUDHAMAM SWAHA, SWASTI SWASTI SARWA DEWA SUKHA PRADHANA YA NAMAH SWAHA.
Artinya: Om Hyang Widhi, sebagai paramatma daripada atma semoga berbahagia semua ciptaan-Mu yang berwujud Dewa.
Yadnya Sesa yang ditujukan kepada simbol-simbol Hyang Widhi yang bersifat bhuta, Yaitu Yadnya Sesa yang ditempatkan pada pertiwi/tanah doanya:
OM ATMA TAT TWATMA SUDHAMAM SWAHA, SWASTI SWASTI SARWA BHUTA, KALA, DURGHA SUKHA PRADANA YA NAMAH SWAHA.
Artinya: Om Sang Hyang Widhi, Engkaulah paramatma daripada atma, semoga berbahagia semua ciptaan-Mu yang berwujud bhuta,kala dan durgha.
Jadi, Banten saiban wajib kita haturkan setelah selesai memasak. Sebagai wujud rasa syukur kita atas anugrah-NYA
Komentar
Posting Komentar