Langsung ke konten utama

Ketupat jenis dan penggunaan dalam Hindu


               JENIS KETUPAT / KETIPAT

Di postingan sebelumnya kita sudah membahas apa itu ketipat / ketupat dan maknanya. Bagi yang belum membacanya, bisa dicek ya
Nah, sekarang kita akan membahas Jenis dan penggunaan ketipat dalam banten  yaitu :

1. Ketipat adegan, bagia, cakra, lawang dan pebangkit,
dipergunakan sebagai sarana pelengkap banten pebangkit.
2. Ketipat blayag dan tumpeng dipergunakan sebagai
pelengkap banten waktu upacara di sawah.

3. Ketipat blekok dipergunakan sebagai sarana pelengkap
sesajen pengambeyan
4. Ketipat dampulan, galeng, gangsa, gong dan lepet dipergunakan sebagai sarana pelengkap sesajen aci.

5. Ketipat kelanan dipergunakan sebagai sarana pelengkap
sesajen soroh-sorohan.
6. Ketipat kukur dipergunakan sebagai sarana pelengkap
Sesajen pengambeyan, prayascita dan pulagembal.

7. Ketipat luh muani, pusuh dan tulud dipergunakan sebagai sarana pelengkap sesajen lis
8. Ketipat nasi dipergunakan sebagai sarana pelengkap sesajen suci.

9. Ketipat pagehan, pengambeyan dan sanga rangkap
dipergunakan sebagai
sarana pelengkap sesajen
pengambeyan.
10. Ketipat sari dipergunakan sebagai sarana pelengkap
sesajen upacara di lumbung.

11. Ketipat sida ayu dan sida purna dipergunakan sebagai
sarana pelengkap sesajen sesayut.
12. Ketipat sida karya dipergunakan sebagai sarana pelengkap
sesajen sesudah tiga hari selesai upacara.

13. Ketipat taluh dan terompong dipergunakan sebagai sarana
pelengkap sesajen pada umumnya.

Rekomendasi Buku :
Order :
Shopee/Tokopedia/Instagram 

Whatsapp : 
081 805 71 2015


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa perbedaan Pandita dan Pinandita ?

PERBEDAAN PANDITA DAN PINANDITA Pandita dan Pinandita secara umum dikenal dengan nama orang suci, Yaitu seseorang yang memiliki kewajiban untuk melaksanakan upacara baik dalam skala besar maupun skala kecil.. Orang suci juga dapat diartikan sebagai orang yang mampu menerima getaran-getaran gaib, memiliki mata batin dan dapat memancarkan kewibawaan rohani, serta dapat mewujudkan ketenangan dan penuh welas asih yang di sertai kemurnian lahir dan batin dalam mengamalkan ajaran agama. Apa yang membedakan Pandita dan Pinandita??? Pengertian Pandita Pandita adalah golongan orang suci yang telah dwijati yaitu orang suci yang melakukan penyucian diri tahap lanjut atau madiksa.  Orang yang telah melaksanakan proses madiksa disebut orang yang lahir dua kali.  Kelahiran yang pertama dari kandungan ibu, sedangkan kelahiran kedua dari kaki seorang guru rohani (Dang Acarya) atau Nabe dan  Setelah melakukan proses madiksa, orang suci tersebut diberi gelar Sulinggih atau Pandita.. Pandita

Apa makna sampian peras ?

                        SAMPIAN PERAS  Sampian peras; terbuat dari empat potong janur dibentuk menyerupai parabola di atasnya, merupakan lambang dari kesiapan diri kita dalam menerima intuisi, inisiasi, waranugraha dari Hyang Widhi yang nantinya akan kita pakai untuk melaksanakan Dharma. Sampian peras termasuk sampian metangga memiliki sisiknya 8 dibawah dan diatas memakai reringgitan, Sedangkan yg dibawahnya memakai seriuk, diantara bidang bawah dan bidang atas memiliki tangga terdiri dari 4 buah lidi,dengan isernya purwa daksina arah jarum jam, dengan demikian sampian peras memiliki makna sebagai berikut, memiliki sisiknya 8 sebagai simbol 8 kemaha kemuliaan hyang widhi astaaiswarya, memiliki iseh kekanan mengandung simbol tujuan menuju alam suniaamerta, memiliki 4 tangkai lidi sebagai tangganya adalah merupakan simbol kekuatan ajaran catur yoga,dalam arti untuk mencari alam suniaamerta, sesungguhnya dengan cara menyatukan pelaksanaan arti ajaran catur yoga yaitu -ajaran

Apa itu banten ajuman (Sodaan) ?

AJUMAN (SODAAN) Ajuman disebut juga soda (sodaan) dipergunakan tersendiri sebagai persembahan ataupun melengkapi daksina suci dan lain-lain. Bila ditujukan kehadapan para leluhur, salah satu peneknya diisi kunir ataupun dibuat dari nasi kuning, disebut “perangkat atau perayun” yaitu jajan serta buah-buahannya di alasi tersendiri, demikian pula lauk pauknya masing-masing dialasi ceper /ituk-ituk, diatur mengelilingi sebuah penek yang agak besar. Di atasnya diisi sebuah canang pesucian, canang burat wangi atau yang lain. Fungsi : Sarana yang dipakai untuk memuliakan Hyang Widhi (ngajum, menghormat, sujud kepada Hyang Widhi). Dalam mempersembahkan banten Soda/Ajuman ini bisa berdiri sendiri, atau dipersembahkan bersama kedalam suatu banten tertentu, misalnya untuk melengkapi banten pejati, menjadi bagian dalam banten ayaban tumpeng lima, tumpeng pitu, dan sorohan banten lainnya. Mantra: Saat menghaturkan banten Soda/Ajuman dapat menggunakan mantra  "Om Atma tatwatma suddh