Langsung ke konten utama

Apa itu Banten Catur ?


                  BANTEN CATUR

Apa itu Banten Catur ?

Banten catur adalah sesajen yang dihaturkan kepada catur
dewata, empat dewata utama. 

Keempat dewata dimaksud adalah Dewa Iswara dengan simbul berwarna putih, berstana di arah timur, Dewa Brahmadengan simbul berwarna merah, berstana di arah selatan, Dewa Mahadewa dengan simbul berwarna kuning.
berstana di arah barat dan Dewa Wisnu dengan simbul berwarna
hitam, berstana di arah utara

Banten catur terdiri dari nasi beserta lauk-pauknya, jajan,
pisang, tape dan tebu, yang masing-masing berwarna catur warna
: putih, merah, kuning dan hitam, serta empat buah periuk kecil
berisi bunga, beras (bija catur warna) dengan alas nyiru.

Banten catur harus dibuat oleh seseorang yang batinnya
sudah suci dan bersih, berlainan dengan banten lainnya, 

karena sesajen catur ini amat penting dan utama, berfungsi untuk
memohon kepada Sang Hyang Catur Dewata agar jagat dengan
segenap isinya ini rahayu, aman dan sentosa. 

Orang yang mampu berbuat demikian pada umumnya adalah seorang brahmana. Yang dimaksud dengan brahmana di dalam Kitab Sarasamuscaya adalah orang yang telah mempelajari Weda, 

mampu membuat upakara dan melakukan upacara kebaktian atau yadnya, serta mampu memimpin upacara yadnya.

Rekomendasi Buku 
Order : 
Shopee/Tokopedia/Instagram/Whatsapp

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa perbedaan Pandita dan Pinandita ?

PERBEDAAN PANDITA DAN PINANDITA Pandita dan Pinandita secara umum dikenal dengan nama orang suci, Yaitu seseorang yang memiliki kewajiban untuk melaksanakan upacara baik dalam skala besar maupun skala kecil.. Orang suci juga dapat diartikan sebagai orang yang mampu menerima getaran-getaran gaib, memiliki mata batin dan dapat memancarkan kewibawaan rohani, serta dapat mewujudkan ketenangan dan penuh welas asih yang di sertai kemurnian lahir dan batin dalam mengamalkan ajaran agama. Apa yang membedakan Pandita dan Pinandita??? Pengertian Pandita Pandita adalah golongan orang suci yang telah dwijati yaitu orang suci yang melakukan penyucian diri tahap lanjut atau madiksa.  Orang yang telah melaksanakan proses madiksa disebut orang yang lahir dua kali.  Kelahiran yang pertama dari kandungan ibu, sedangkan kelahiran kedua dari kaki seorang guru rohani (Dang Acarya) atau Nabe dan  Setelah melakukan proses madiksa, orang suci tersebut diberi gelar Sulinggih atau Pandita.. Pandita

Apa makna sampian peras ?

                        SAMPIAN PERAS  Sampian peras; terbuat dari empat potong janur dibentuk menyerupai parabola di atasnya, merupakan lambang dari kesiapan diri kita dalam menerima intuisi, inisiasi, waranugraha dari Hyang Widhi yang nantinya akan kita pakai untuk melaksanakan Dharma. Sampian peras termasuk sampian metangga memiliki sisiknya 8 dibawah dan diatas memakai reringgitan, Sedangkan yg dibawahnya memakai seriuk, diantara bidang bawah dan bidang atas memiliki tangga terdiri dari 4 buah lidi,dengan isernya purwa daksina arah jarum jam, dengan demikian sampian peras memiliki makna sebagai berikut, memiliki sisiknya 8 sebagai simbol 8 kemaha kemuliaan hyang widhi astaaiswarya, memiliki iseh kekanan mengandung simbol tujuan menuju alam suniaamerta, memiliki 4 tangkai lidi sebagai tangganya adalah merupakan simbol kekuatan ajaran catur yoga,dalam arti untuk mencari alam suniaamerta, sesungguhnya dengan cara menyatukan pelaksanaan arti ajaran catur yoga yaitu -ajaran

Apa itu banten ajuman (Sodaan) ?

AJUMAN (SODAAN) Ajuman disebut juga soda (sodaan) dipergunakan tersendiri sebagai persembahan ataupun melengkapi daksina suci dan lain-lain. Bila ditujukan kehadapan para leluhur, salah satu peneknya diisi kunir ataupun dibuat dari nasi kuning, disebut “perangkat atau perayun” yaitu jajan serta buah-buahannya di alasi tersendiri, demikian pula lauk pauknya masing-masing dialasi ceper /ituk-ituk, diatur mengelilingi sebuah penek yang agak besar. Di atasnya diisi sebuah canang pesucian, canang burat wangi atau yang lain. Fungsi : Sarana yang dipakai untuk memuliakan Hyang Widhi (ngajum, menghormat, sujud kepada Hyang Widhi). Dalam mempersembahkan banten Soda/Ajuman ini bisa berdiri sendiri, atau dipersembahkan bersama kedalam suatu banten tertentu, misalnya untuk melengkapi banten pejati, menjadi bagian dalam banten ayaban tumpeng lima, tumpeng pitu, dan sorohan banten lainnya. Mantra: Saat menghaturkan banten Soda/Ajuman dapat menggunakan mantra  "Om Atma tatwatma suddh