Langsung ke konten utama

Genta dan Getaran Magis Spiritualnya


                             GENTA

Genta dan Getaran Magis Spiritualnya

Dalam setiap upacara yadnya, kita sering kali mendengar
suara bajra atau genta. Boleh jadi tidak banyak orang yang
memperhatikan apa yang dapat diharapkan dari suara genta itu.

Sebenarnya yang diutamakan dari genta sebagai pengiring suatu
upacara yadnya adalah getaran magis spiritual yang dipancarkan
oleh bunyi genta itu. 

Bunyi genta sebenarnya merupakan pertanda
atau lengeran bahwa Ida Bhatara akan turun ke jagat raya ini.
Bila mempergunakan "saa konteng" maka bunyi genta
biasanya mengikuti irama tabuh pisan yaitu neng-neng-neng-
neng. 

Sedangkan jika menggunakan puja sang Kulputih atau Kusuma
Dewa, maka irama yang dipakai adalah tabuh kalih yakni nong-
neng-nong-neng (kadi lembu amangan dukut). 

Bunyi genta tabuh
pisan atau tabuh kalih inilah yang dapat menyentuh hati nurari
mereka yang menghaturkan yadnya. Kuat lemahnya getaran
magis itu tergantung dari kekuatan batin dari yang membunyikan
genta. 

Pada umumnya Sulinggih yang sudah medwijati memiliki
kekuatan batin yang jauh lebih tinggi dari pada para Pemangku
yang baru pada tingkat ekajati. Dengan demikian getaran bunyi
yang keluar dari genta para Sulinggih jauh lebih tinggi kekuatan
magis spiritualnya dibanding dengan bunyi yang dikeluarkan oleh
genta para Pemangku.

Lebih lanjut dapat dijelaskan pula bahwa mantra
saa meskipun isinya sama, tetapi yang menentukan getaran

magis spiritualnya adalah kekuatan batin dari orang yang
menguncarkannya. Bandingkan dengan pukulan kendang atau
nyanyian yang sama, bila dipukul atau dinyanyikan oleh orang
yang bukan ahlinya, tentu akan lain bunyi suara yang keluar dengan yang 
dilakukan oleh ahlinya, dengan penjiwaan yang mendalam.

Rekomendasi Buku :
Order :
Shopee/Tokopedia/Instagram

Whatsapp : 
081 805 71 2015
(Sudarma)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa perbedaan Pandita dan Pinandita ?

PERBEDAAN PANDITA DAN PINANDITA Pandita dan Pinandita secara umum dikenal dengan nama orang suci, Yaitu seseorang yang memiliki kewajiban untuk melaksanakan upacara baik dalam skala besar maupun skala kecil.. Orang suci juga dapat diartikan sebagai orang yang mampu menerima getaran-getaran gaib, memiliki mata batin dan dapat memancarkan kewibawaan rohani, serta dapat mewujudkan ketenangan dan penuh welas asih yang di sertai kemurnian lahir dan batin dalam mengamalkan ajaran agama. Apa yang membedakan Pandita dan Pinandita??? Pengertian Pandita Pandita adalah golongan orang suci yang telah dwijati yaitu orang suci yang melakukan penyucian diri tahap lanjut atau madiksa.  Orang yang telah melaksanakan proses madiksa disebut orang yang lahir dua kali.  Kelahiran yang pertama dari kandungan ibu, sedangkan kelahiran kedua dari kaki seorang guru rohani (Dang Acarya) atau Nabe dan  Setelah melakukan proses madiksa, orang suci tersebut diberi gelar Sulinggih atau Pandita.. Pandita

Apa makna sampian peras ?

                        SAMPIAN PERAS  Sampian peras; terbuat dari empat potong janur dibentuk menyerupai parabola di atasnya, merupakan lambang dari kesiapan diri kita dalam menerima intuisi, inisiasi, waranugraha dari Hyang Widhi yang nantinya akan kita pakai untuk melaksanakan Dharma. Sampian peras termasuk sampian metangga memiliki sisiknya 8 dibawah dan diatas memakai reringgitan, Sedangkan yg dibawahnya memakai seriuk, diantara bidang bawah dan bidang atas memiliki tangga terdiri dari 4 buah lidi,dengan isernya purwa daksina arah jarum jam, dengan demikian sampian peras memiliki makna sebagai berikut, memiliki sisiknya 8 sebagai simbol 8 kemaha kemuliaan hyang widhi astaaiswarya, memiliki iseh kekanan mengandung simbol tujuan menuju alam suniaamerta, memiliki 4 tangkai lidi sebagai tangganya adalah merupakan simbol kekuatan ajaran catur yoga,dalam arti untuk mencari alam suniaamerta, sesungguhnya dengan cara menyatukan pelaksanaan arti ajaran catur yoga yaitu -ajaran

Apa itu banten ajuman (Sodaan) ?

AJUMAN (SODAAN) Ajuman disebut juga soda (sodaan) dipergunakan tersendiri sebagai persembahan ataupun melengkapi daksina suci dan lain-lain. Bila ditujukan kehadapan para leluhur, salah satu peneknya diisi kunir ataupun dibuat dari nasi kuning, disebut “perangkat atau perayun” yaitu jajan serta buah-buahannya di alasi tersendiri, demikian pula lauk pauknya masing-masing dialasi ceper /ituk-ituk, diatur mengelilingi sebuah penek yang agak besar. Di atasnya diisi sebuah canang pesucian, canang burat wangi atau yang lain. Fungsi : Sarana yang dipakai untuk memuliakan Hyang Widhi (ngajum, menghormat, sujud kepada Hyang Widhi). Dalam mempersembahkan banten Soda/Ajuman ini bisa berdiri sendiri, atau dipersembahkan bersama kedalam suatu banten tertentu, misalnya untuk melengkapi banten pejati, menjadi bagian dalam banten ayaban tumpeng lima, tumpeng pitu, dan sorohan banten lainnya. Mantra: Saat menghaturkan banten Soda/Ajuman dapat menggunakan mantra  "Om Atma tatwatma suddh