Langsung ke konten utama

Apa itu Bhutakala ?


                 BHUTA KALA

Apa itu Bhutakala ?

Kata bhuta" berasal dari bahasa Sanskerta "bhu" yang berarti
iadi atau menjadi. 

Bhuta dengan demikian berarti telah
terjadi atau telah "dijadikan, telah tercipta atau telah "diciptakan"
Segala yang ada di alam semesta ini adalah "bhuta" artinya yang
telah dijadikan atau diciptakan oleh Tuhan, meski dengan beberapa
perbedaan. 

Manusia "dibhutakan" atau diciptakan dengan tri
Dramana: sabda, bayu. idep, maksudnya bersuara, bergerak dan
berpikir. sedangkan binatang "dibhutakan" diciptakan dengan
dwi pramana : sabda dan bayu, bersuara dan bergerak. Tumbuh-
tumbuhan dibhutakan" atau diciptakan dengan eka pramana.
yaitu bayu saja. jadi tidak bersuara dan tidak berpikir.

Selanjutnya "kala" berarti maut, menghancurkan, merusak
atau mengganggu. Dengan demikian bhutakala dapat diartikan
sebagai sesuatu yang telah dicitakan oleh Tuhan dengan sifat-
sifat yang dapat menghancurkan atau merusak atau mengganggu,
sehingga boleh jadi merupakan maut bagi orang yang diganggu.

Sesuatu" termaksud diatas mungkin berbentuk setan, jin, orangg
halus dan lain-lain yang sejenis yang dalam hal-hal tertentu
dapat mengganggu atau merusak atau menghancurkan kehidupan
manusia. 

Bhutakala berupa setan, jin, orang halus dan sejenisnya
itu tidak dapat dilihat dengan kasat mata oleh manusia. 

Hanya orang yang batinnya tinggi dapat melihatnya. tetapi orang
awam tidak dapat mengetahui keberadaannya disekitar kita.

Rekomendasi Buku :

Order : 
Shopee/Tokopedia/Instagram 

Whatsapp 
081 805 71 2015
(Sudarma)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa perbedaan Pandita dan Pinandita ?

PERBEDAAN PANDITA DAN PINANDITA Pandita dan Pinandita secara umum dikenal dengan nama orang suci, Yaitu seseorang yang memiliki kewajiban untuk melaksanakan upacara baik dalam skala besar maupun skala kecil.. Orang suci juga dapat diartikan sebagai orang yang mampu menerima getaran-getaran gaib, memiliki mata batin dan dapat memancarkan kewibawaan rohani, serta dapat mewujudkan ketenangan dan penuh welas asih yang di sertai kemurnian lahir dan batin dalam mengamalkan ajaran agama. Apa yang membedakan Pandita dan Pinandita??? Pengertian Pandita Pandita adalah golongan orang suci yang telah dwijati yaitu orang suci yang melakukan penyucian diri tahap lanjut atau madiksa.  Orang yang telah melaksanakan proses madiksa disebut orang yang lahir dua kali.  Kelahiran yang pertama dari kandungan ibu, sedangkan kelahiran kedua dari kaki seorang guru rohani (Dang Acarya) atau Nabe dan  Setelah melakukan proses madiksa, orang suci tersebut diberi gelar Sulinggih atau Pandita.. Pandita

Apa makna sampian peras ?

                        SAMPIAN PERAS  Sampian peras; terbuat dari empat potong janur dibentuk menyerupai parabola di atasnya, merupakan lambang dari kesiapan diri kita dalam menerima intuisi, inisiasi, waranugraha dari Hyang Widhi yang nantinya akan kita pakai untuk melaksanakan Dharma. Sampian peras termasuk sampian metangga memiliki sisiknya 8 dibawah dan diatas memakai reringgitan, Sedangkan yg dibawahnya memakai seriuk, diantara bidang bawah dan bidang atas memiliki tangga terdiri dari 4 buah lidi,dengan isernya purwa daksina arah jarum jam, dengan demikian sampian peras memiliki makna sebagai berikut, memiliki sisiknya 8 sebagai simbol 8 kemaha kemuliaan hyang widhi astaaiswarya, memiliki iseh kekanan mengandung simbol tujuan menuju alam suniaamerta, memiliki 4 tangkai lidi sebagai tangganya adalah merupakan simbol kekuatan ajaran catur yoga,dalam arti untuk mencari alam suniaamerta, sesungguhnya dengan cara menyatukan pelaksanaan arti ajaran catur yoga yaitu -ajaran

Apa itu banten ajuman (Sodaan) ?

AJUMAN (SODAAN) Ajuman disebut juga soda (sodaan) dipergunakan tersendiri sebagai persembahan ataupun melengkapi daksina suci dan lain-lain. Bila ditujukan kehadapan para leluhur, salah satu peneknya diisi kunir ataupun dibuat dari nasi kuning, disebut “perangkat atau perayun” yaitu jajan serta buah-buahannya di alasi tersendiri, demikian pula lauk pauknya masing-masing dialasi ceper /ituk-ituk, diatur mengelilingi sebuah penek yang agak besar. Di atasnya diisi sebuah canang pesucian, canang burat wangi atau yang lain. Fungsi : Sarana yang dipakai untuk memuliakan Hyang Widhi (ngajum, menghormat, sujud kepada Hyang Widhi). Dalam mempersembahkan banten Soda/Ajuman ini bisa berdiri sendiri, atau dipersembahkan bersama kedalam suatu banten tertentu, misalnya untuk melengkapi banten pejati, menjadi bagian dalam banten ayaban tumpeng lima, tumpeng pitu, dan sorohan banten lainnya. Mantra: Saat menghaturkan banten Soda/Ajuman dapat menggunakan mantra  "Om Atma tatwatma suddh