Langsung ke konten utama

Apa itu Panca Sradha ?

                      PANCA SRADHA

Panca memiliki arti lima, sedangkan Sradha memiliki arti Kepercayaan, jadi Panca Sradha adalah lima dasar keyakinan/kepercayaan dalam keyakinan agama Hindu.

Çraddhaya satyam apnoti, çradham satye prajapatih.

artinya : dengan sradha orang akan mencapai Tuhan, Beliau menetapkan, dengan sradha menuju satya. (Yajur Veda XIX.30)

1. Brahman (Kepercayaan kepada Tuhan)

eko narayana na dwityo’sti kascit yang berarti hanya satu Tuhan sama sekali tidak ada duanya. Dengan melihat kedua sloka diatas dapat disimpilkan bahwa Tuhan itu esa/satu tidak ada duanya.

2. Atman (Kepercayaan kepada Atma)

Atman adalah sinar suci / bagian terkecil dari Brahman ( Tuhan Yang Maha Esa ). “aham atma gudakesa, sarwabhutasaya-sthitah, aham adis ca madhyam ca, bhutanam anta eva ca”. Artinya : O, Arjuna, aku adalah atma, menetap dalam hati semua makluk, aku adalah permulaan, pertengahan, dan akhir daripada semua makluk.( Bhagawadgita X.20 )

3. Karmaphala (Kepercayaan kepada Hukum Karma)

Secara etimologi karmaphala berasal dari kata karma yang berarti perbuatan dan phala yang berarti hasil. Jadi karmaphala berarti hasil dari perbuatan yang kita lakukan. Berdasarkan waktu diterimanya phala dari suatu karma dibedakan menjadi tiga, yaitu: Sancita Karma Phala=> Perbuatan dimas lampau/kehidupan lalu pada kehidupan sekerang kita terima hasilmnya. Prarabda =>Pebuatan sekarang sekarang juga kita terima hasilnya. Kryamana=> Perbuatan pada kehidupan sekarang belum habis diterima hasilnya maka akan kita terima pada kehidupan yang akan datang.

4. Purnabhawa (Kepercayaan kepada Reinkarnasi)

Punarbhawa berasal dari kata punar yang berarti kembali dan bhawa yang berarti menjelma / lahir. Jadi punarbhawa adalah kelahiran kembali. Punarbhawa juga sering disebut dengan Reinkarnasi. “bahuni me vyatitani janmani tava carjuna, tany aham veda sarvani na tvam vettha parantapa”. Artinya: Banyak kelahiran-Ku dimasa lalu, demikian pula kelahiranmu, Arjuna: semuanya ini Aku mengetahuinya, tetapi engkau sendiri tidak, wahai Arjuna.( Bhagawadgita IV.5 ).

5. Moksa (Kepercayaan terhadap Kehidupan yang Kekal)

Moksa merupakan tujuan akhir dari umat Hindu. Moksa adalah sama artinya dengan kebahagian tertinggi. Ada beberapa tingkatan dalam moksa tersebut, diantaranya :

Jiwamukti

Tingkatan moksa atau kebahagiaan/kebebasan yg dpt dicapai oleh seseorang semasa hidupnya, dimana atmannya tidak lagi terpengaruh oleh gejolak indrya dan maya (pengaruh duniawi). Dimana keadaan atma seperti ini disamakan dengan Samipya dan Sarupya.

Widehamukti

Tingkatan kebebasan yg dpt dicapai oleh seseorang semasa hidupnya, dimana atma telah meninggalkan badan wadagnya (jasadnya), tetapi roh yg bersangkutan masih kena pengaruh maya yg tipis. Tingkat keberadaan atma dlm posisi ini disetarakan dgn brahman, namun belum dpt menyatu dengan-nya, sbg akibat dari pengaruh maya yg masih ada. Widehamukti dpt disejajarkan dgn salokya.

Purnamukti

Tingkat kebebassan yg paling sempurna. Pada tingkat ini posisi atma seseorang keberadaannya telah menyatu dgn Brahman. Setiap orang dpt mencapai posisi ini, apabila yg bersangkutan sungguh-sungguh dgn kesadaran dan hati yg suci mau dan mampu melepaskan diri dari keterikatan maya ini. Posisi Purnamukti dpt disamakan dgn Sayujya.

Berdasarkan pada keadaan tubuh atau lahiriah manusia, tingkatan-tingkatan atma itu dpt dijabarkan menjadi 3 (tiga) yaitu:

1.Moksa (meninggalkan mayat tak tahu ajal kematian)
2.Adi Mokssa (meninggalkan mayat, tahu waktu kematian)
3.Parama Moksa (tanpa meninggalkan mayat)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa perbedaan Pandita dan Pinandita ?

PERBEDAAN PANDITA DAN PINANDITA Pandita dan Pinandita secara umum dikenal dengan nama orang suci, Yaitu seseorang yang memiliki kewajiban untuk melaksanakan upacara baik dalam skala besar maupun skala kecil.. Orang suci juga dapat diartikan sebagai orang yang mampu menerima getaran-getaran gaib, memiliki mata batin dan dapat memancarkan kewibawaan rohani, serta dapat mewujudkan ketenangan dan penuh welas asih yang di sertai kemurnian lahir dan batin dalam mengamalkan ajaran agama. Apa yang membedakan Pandita dan Pinandita??? Pengertian Pandita Pandita adalah golongan orang suci yang telah dwijati yaitu orang suci yang melakukan penyucian diri tahap lanjut atau madiksa.  Orang yang telah melaksanakan proses madiksa disebut orang yang lahir dua kali.  Kelahiran yang pertama dari kandungan ibu, sedangkan kelahiran kedua dari kaki seorang guru rohani (Dang Acarya) atau Nabe dan  Setelah melakukan proses madiksa, orang suci tersebut diberi gelar Sulinggih atau Pandita.. Pandita

Apa makna sampian peras ?

                        SAMPIAN PERAS  Sampian peras; terbuat dari empat potong janur dibentuk menyerupai parabola di atasnya, merupakan lambang dari kesiapan diri kita dalam menerima intuisi, inisiasi, waranugraha dari Hyang Widhi yang nantinya akan kita pakai untuk melaksanakan Dharma. Sampian peras termasuk sampian metangga memiliki sisiknya 8 dibawah dan diatas memakai reringgitan, Sedangkan yg dibawahnya memakai seriuk, diantara bidang bawah dan bidang atas memiliki tangga terdiri dari 4 buah lidi,dengan isernya purwa daksina arah jarum jam, dengan demikian sampian peras memiliki makna sebagai berikut, memiliki sisiknya 8 sebagai simbol 8 kemaha kemuliaan hyang widhi astaaiswarya, memiliki iseh kekanan mengandung simbol tujuan menuju alam suniaamerta, memiliki 4 tangkai lidi sebagai tangganya adalah merupakan simbol kekuatan ajaran catur yoga,dalam arti untuk mencari alam suniaamerta, sesungguhnya dengan cara menyatukan pelaksanaan arti ajaran catur yoga yaitu -ajaran

Apa itu banten ajuman (Sodaan) ?

AJUMAN (SODAAN) Ajuman disebut juga soda (sodaan) dipergunakan tersendiri sebagai persembahan ataupun melengkapi daksina suci dan lain-lain. Bila ditujukan kehadapan para leluhur, salah satu peneknya diisi kunir ataupun dibuat dari nasi kuning, disebut “perangkat atau perayun” yaitu jajan serta buah-buahannya di alasi tersendiri, demikian pula lauk pauknya masing-masing dialasi ceper /ituk-ituk, diatur mengelilingi sebuah penek yang agak besar. Di atasnya diisi sebuah canang pesucian, canang burat wangi atau yang lain. Fungsi : Sarana yang dipakai untuk memuliakan Hyang Widhi (ngajum, menghormat, sujud kepada Hyang Widhi). Dalam mempersembahkan banten Soda/Ajuman ini bisa berdiri sendiri, atau dipersembahkan bersama kedalam suatu banten tertentu, misalnya untuk melengkapi banten pejati, menjadi bagian dalam banten ayaban tumpeng lima, tumpeng pitu, dan sorohan banten lainnya. Mantra: Saat menghaturkan banten Soda/Ajuman dapat menggunakan mantra  "Om Atma tatwatma suddh