Langsung ke konten utama

Apa itu Manusa Yadnya ?

                      MANUSA YADNYA

Manusa Yadnya adalah suatu upacara suci yang bertujuan untuk memelihara hidup , mencapai kesempurnaan dalam kehidupan dan kesejahteraan manusia selama hidupnya .

Contoh-contoh pelaksanaan Manusa Yadnya

1. Ngerujaki
Dilaksanakan saat ngidam supaya benih atau janin dalam kandungan kuat atau selamat.

2. Pegedong-gedongan
Dilakukan saat kehamilan berumur 175 hari ( 6 bulan kalender). Upacara pertama sejak tercipta sebagai manusia.

3. Bayi Lahir
Upacara angayu bagia atas kelahiran. Perawatan terhadap ari-ari si bayi.

Puja kehadapan ibu pertiwi dalam pelaksanaan upacara manusa yadnya di Bali disebutkan sebagai permakluman dan ijin untuk menanam ari-ari dan senantiasa si bayi diberikan perlindungan.

4. Kepus Puser
Bayi mulai diasuh Hyang Kumara.

5. Ngelepas Hawon atau upacara panglepas awon dilaksanakan pada bayi berumur 12 hari.

6. Kambuhan
Upacara bulan pitung dina (42 hari), perkenalan pertama memasukkan tempat suci pemrajan.

7. Nelu Bulanin / Nyambutin
Upacara tiga bulanan (105 hari), penekanannya agar jiwatma sang bayi benar-benar berada pada raganya.

8. Otonan (Oton Tuwun)
Upacara saat pertama bayi menginjakan kakinya pada Ibu Pertiwi (210 hari).

9. Tumbuh Gigi
Upacara mohon berkah kepada Hyang Widhi agar gigi si bayi tumbuh dengan baik.

10. Meketus
Si anak sudah tidak lagi diasuh Hyang Kumara (tidak lagi mebanten di pelangkiran Hyang Kumara)

11. Menek Kelih atau munggah daha / raja sewala
Upacara menginjak dewasa, saat-saat merasakan getaran asmara.

12. Potong Gigi/metatah, simbolis pengendalian Sad Ripu.

13. Upacara Perkawinan,  
medengen-dengenan (mekala-kalaan), 
natab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa perbedaan Pandita dan Pinandita ?

PERBEDAAN PANDITA DAN PINANDITA Pandita dan Pinandita secara umum dikenal dengan nama orang suci, Yaitu seseorang yang memiliki kewajiban untuk melaksanakan upacara baik dalam skala besar maupun skala kecil.. Orang suci juga dapat diartikan sebagai orang yang mampu menerima getaran-getaran gaib, memiliki mata batin dan dapat memancarkan kewibawaan rohani, serta dapat mewujudkan ketenangan dan penuh welas asih yang di sertai kemurnian lahir dan batin dalam mengamalkan ajaran agama. Apa yang membedakan Pandita dan Pinandita??? Pengertian Pandita Pandita adalah golongan orang suci yang telah dwijati yaitu orang suci yang melakukan penyucian diri tahap lanjut atau madiksa.  Orang yang telah melaksanakan proses madiksa disebut orang yang lahir dua kali.  Kelahiran yang pertama dari kandungan ibu, sedangkan kelahiran kedua dari kaki seorang guru rohani (Dang Acarya) atau Nabe dan  Setelah melakukan proses madiksa, orang suci tersebut diberi gelar Sulinggih atau Pandita.. Pandita

Apa makna sampian peras ?

                        SAMPIAN PERAS  Sampian peras; terbuat dari empat potong janur dibentuk menyerupai parabola di atasnya, merupakan lambang dari kesiapan diri kita dalam menerima intuisi, inisiasi, waranugraha dari Hyang Widhi yang nantinya akan kita pakai untuk melaksanakan Dharma. Sampian peras termasuk sampian metangga memiliki sisiknya 8 dibawah dan diatas memakai reringgitan, Sedangkan yg dibawahnya memakai seriuk, diantara bidang bawah dan bidang atas memiliki tangga terdiri dari 4 buah lidi,dengan isernya purwa daksina arah jarum jam, dengan demikian sampian peras memiliki makna sebagai berikut, memiliki sisiknya 8 sebagai simbol 8 kemaha kemuliaan hyang widhi astaaiswarya, memiliki iseh kekanan mengandung simbol tujuan menuju alam suniaamerta, memiliki 4 tangkai lidi sebagai tangganya adalah merupakan simbol kekuatan ajaran catur yoga,dalam arti untuk mencari alam suniaamerta, sesungguhnya dengan cara menyatukan pelaksanaan arti ajaran catur yoga yaitu -ajaran

Apa itu banten ajuman (Sodaan) ?

AJUMAN (SODAAN) Ajuman disebut juga soda (sodaan) dipergunakan tersendiri sebagai persembahan ataupun melengkapi daksina suci dan lain-lain. Bila ditujukan kehadapan para leluhur, salah satu peneknya diisi kunir ataupun dibuat dari nasi kuning, disebut “perangkat atau perayun” yaitu jajan serta buah-buahannya di alasi tersendiri, demikian pula lauk pauknya masing-masing dialasi ceper /ituk-ituk, diatur mengelilingi sebuah penek yang agak besar. Di atasnya diisi sebuah canang pesucian, canang burat wangi atau yang lain. Fungsi : Sarana yang dipakai untuk memuliakan Hyang Widhi (ngajum, menghormat, sujud kepada Hyang Widhi). Dalam mempersembahkan banten Soda/Ajuman ini bisa berdiri sendiri, atau dipersembahkan bersama kedalam suatu banten tertentu, misalnya untuk melengkapi banten pejati, menjadi bagian dalam banten ayaban tumpeng lima, tumpeng pitu, dan sorohan banten lainnya. Mantra: Saat menghaturkan banten Soda/Ajuman dapat menggunakan mantra  "Om Atma tatwatma suddh