Langsung ke konten utama

Apa itu Tri Hita Karana ?

                  TRI HITA KARANA

Tri Hita Karana berasal dari kata Tri yang artinya tiga, Hita yang artinya kebahagiaan dan Karana yang artinya penyebab. 
Dengan demikian Tri Hita Karana adalah Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan.

Kebahagiaan akan tercipta jika terdapat hubungan yang harmonis dalam kehidupan ini. Sehingga ajaran tri hita karana menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini.

3 Hubungan yang harmonis tersebut yaitu :

1. Hubungan Manusia dengan Tuhan (Parahyangan)
Setiap manusia wajib berterima kasih, berbhakti dan selalu sujud kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa.

Rasa terima kasih dan sujud bhakti itu dapat dinyatakan dalam bentuk puja dan puji terhadap kebesaran Nya, yaitu:

a. Dengan sembahyang dan melaksanakan ajarannya
b. Dengan melaksanakan Tirtha Yatra atau Dharma Yatra, yaitu kunjungan ketempat-tempat suci.
c. Dengan membaca Buku-buku Agama Hindu, untuk mempelajari, menghayati dan mendekatkan diri dengan beliau

2. Hubungan Manusia dengan Sesama (Pawongan)
Manusia adalah makhluk sosial, sehingga tidak dapat hidup sendiri tanpa memerlukan manusia lainnya. Hubungan antar manusia harus diatur dengan dasar saling asah, asih dan asuh, artinya saling menghargai, mengasihi dan membimbing

3. Hubungan Manusia dengan Alam (Palemahan)
Lingkungan yang sehat akan memberikan energi positif dan menciptakan kehidupan yang damai

Lingkungan dapat kita jaga dengan cara membuang sampah pada tempatnya, reboisasi pada hutan yang gundul, melindungi binatang langka, dll..

Semoga kita semua dapat menjaga hubungan harmonis baik dengan tuhan, sesama, dan alam

Rekomendasi buku :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa perbedaan Pandita dan Pinandita ?

PERBEDAAN PANDITA DAN PINANDITA Pandita dan Pinandita secara umum dikenal dengan nama orang suci, Yaitu seseorang yang memiliki kewajiban untuk melaksanakan upacara baik dalam skala besar maupun skala kecil.. Orang suci juga dapat diartikan sebagai orang yang mampu menerima getaran-getaran gaib, memiliki mata batin dan dapat memancarkan kewibawaan rohani, serta dapat mewujudkan ketenangan dan penuh welas asih yang di sertai kemurnian lahir dan batin dalam mengamalkan ajaran agama. Apa yang membedakan Pandita dan Pinandita??? Pengertian Pandita Pandita adalah golongan orang suci yang telah dwijati yaitu orang suci yang melakukan penyucian diri tahap lanjut atau madiksa.  Orang yang telah melaksanakan proses madiksa disebut orang yang lahir dua kali.  Kelahiran yang pertama dari kandungan ibu, sedangkan kelahiran kedua dari kaki seorang guru rohani (Dang Acarya) atau Nabe dan  Setelah melakukan proses madiksa, orang suci tersebut diberi gelar Sulinggih atau Pandita.. Pandita

Apa makna sampian peras ?

                        SAMPIAN PERAS  Sampian peras; terbuat dari empat potong janur dibentuk menyerupai parabola di atasnya, merupakan lambang dari kesiapan diri kita dalam menerima intuisi, inisiasi, waranugraha dari Hyang Widhi yang nantinya akan kita pakai untuk melaksanakan Dharma. Sampian peras termasuk sampian metangga memiliki sisiknya 8 dibawah dan diatas memakai reringgitan, Sedangkan yg dibawahnya memakai seriuk, diantara bidang bawah dan bidang atas memiliki tangga terdiri dari 4 buah lidi,dengan isernya purwa daksina arah jarum jam, dengan demikian sampian peras memiliki makna sebagai berikut, memiliki sisiknya 8 sebagai simbol 8 kemaha kemuliaan hyang widhi astaaiswarya, memiliki iseh kekanan mengandung simbol tujuan menuju alam suniaamerta, memiliki 4 tangkai lidi sebagai tangganya adalah merupakan simbol kekuatan ajaran catur yoga,dalam arti untuk mencari alam suniaamerta, sesungguhnya dengan cara menyatukan pelaksanaan arti ajaran catur yoga yaitu -ajaran

Apa itu banten ajuman (Sodaan) ?

AJUMAN (SODAAN) Ajuman disebut juga soda (sodaan) dipergunakan tersendiri sebagai persembahan ataupun melengkapi daksina suci dan lain-lain. Bila ditujukan kehadapan para leluhur, salah satu peneknya diisi kunir ataupun dibuat dari nasi kuning, disebut “perangkat atau perayun” yaitu jajan serta buah-buahannya di alasi tersendiri, demikian pula lauk pauknya masing-masing dialasi ceper /ituk-ituk, diatur mengelilingi sebuah penek yang agak besar. Di atasnya diisi sebuah canang pesucian, canang burat wangi atau yang lain. Fungsi : Sarana yang dipakai untuk memuliakan Hyang Widhi (ngajum, menghormat, sujud kepada Hyang Widhi). Dalam mempersembahkan banten Soda/Ajuman ini bisa berdiri sendiri, atau dipersembahkan bersama kedalam suatu banten tertentu, misalnya untuk melengkapi banten pejati, menjadi bagian dalam banten ayaban tumpeng lima, tumpeng pitu, dan sorohan banten lainnya. Mantra: Saat menghaturkan banten Soda/Ajuman dapat menggunakan mantra  "Om Atma tatwatma suddh